PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Sastra
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks
yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang
berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang
agak biasa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi
sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang
sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau
abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan
sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain
itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis
atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak
berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana
untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah
Novel
Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
Syair
Pantun
Sandiwara/drama
Lukisan/kaligrafi
Sastra
memang memiliki potensi yang hebat untuk menghibur. Dan karenanya
sebagai barang komoditi nilainya tinggi. Kaitannya dengan bisnis dan
industri juga meyakinkan. Sebuah karya sastra dapat meledak, mengalami
ulang cetak setiap tahun dengan oplag raksasa dalam berbagai bahasa.
Namun
sastra tidak semata-mata kelangenan, tetapi juga dokumen perjalanan
pemikiran yang menjadi bagian dari perjalanan sejarah. Uncle Toms’s
Cabin karya Beecher Stowe yang melukiskan derita dan nestapa budak kulit
hitam di Amerika Serikat, telah diakui sebagai salah satu pemicu perang
Saudara di Amerika dalam rangka menghapuskan perbudakan.
Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan prosa
Pengertian dari Prosa
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi
ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih
sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin
"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa
dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua
bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa
indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah
prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Jenis-jenis Prosa
terbagi menjadi Prosa lama dan prosa baru.
Jenis- jenis Prosa lama :
Dongeng
Hikayat
Sejarah
Epos
Cerita Pelipur Lara
Jenis-jenis Prosa Baru :
Cerpen
Novel
Biografi
Kisah
Otobiografi
Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Sebagai
tulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan
perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat
sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra antara
lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian
yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau
yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal
tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit
perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam enksiklopedi.
Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada
sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan
masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang
asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel
seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar
terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan,
aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati
oleh generasi terkini. Novel yang bertlatar belakang perjuangan revolusi
seperti jalan tak ada ujung, misalnya menggambarkan suatu tindakan
heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi
muda sekarang tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa
kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan
lebih banyak kesempatan unutk memilih respon-respon emosional atau
rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan
dalam kehidupan sendiri.
Adanya
semacam kaidah kemungkinan yang tidak mungkin dalam fiksi inilah yang
memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan
wawasannya tentang tokoh,
hidup dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra,
pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin sangat
berlainan dari pribadinya. Seorang dokter dianggap memiliki status
sosial tinggi, tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas
perspektifnya tentang kehidupan manusia.
Berkenaan
dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua: Karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi
termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan
kesenian cabang unsur dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman
jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, tuhan melalui media
bahasa yang artistik/estetik, nyang secara padu dan utuh di padatkan
kata-katanya.
kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas
penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
Figura
bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik
dan memberi kejelasan gambaran angan.Figura bahasa, seperti gaya
personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir
Kata-kata
yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu,
berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan
memukau.
Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman
dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman
perwakilan". Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah
satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari
sekedar kumpulan pengalaman langsung yang tethatas. Dengan pengalaman
perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa
memiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak
tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan
membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran
manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya
sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia
menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi
juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai
mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara
imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang
bisa berupa :
- penderitaan atas ketidak adilan
- perjuangan untuk kekuasaan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Contoh :
aku mencintaimu
Aku suka cara mu menatap mataku
Aku suka cara mu menggenggam tanganku
Aku suka cara mu mencium kening ku
Aku suka cara mu mencium pipi ku
Aku suka cara mu memerhatikan ku
Aku suka cara mu mencintai ku
Dan aku suka semua yang ada dirimu duhai cintaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar